Friday 12 September 2014

Ikan Kecil

Suatu hari seorang ayah dan anaknya sedang duduk berbincang-bincang di tepi sungai. Sang Ayah berkata kepada anaknya, “Lihatlah anakku, air begitu penting dalam kehidupan ini, tanpa air kita semua akan mati.” Pada saat yang bersamaan, seekor ikan kecil mendengar percakapan itu dari bawah permukaan air, ikan kecil itu mendadak gelisah dan ingin tahu apakah air itu, yang katanya begitu penting dalam kehidupan ini. Ikan kecil itu berenang dari hulu sampai ke hilir sungai sambil bertanya kepada setiap ikan yang ditemuinya, “Hai tahukah kamu dimana tempat air berada? Aku telah mendengar percakapan manusia bahwa tanpa air kehidupan akan mati.” Ternyata semua ikan yang telah ditanya tidak mengetahui dimana air itu. Si ikan kecil itu semakin kebingungan. Lalu ia berenang menuju mata air untuk bertemu dengan ikan sesepuh yang sudah berpengalaman, kepada ikan sesepuh itu ikan kecil ini menanyakan hal yang sama, “Dimanakah air?” Ikan sesepuh itu menjawab dengan bijak, “Tak usah gelisah anakku, air itu telah mengelilingimu, sehingga kamu bahkan tidak menyadari kehadirannya.
Memang benar, tanpa air kita semua akan mati.” “Manusia kadang-kadang mengalami situasi yang sama seperti ikan kecil, mencari kesana kemari tentang kehidupan dan kebahagiaan, padahal ia sedang menjalaninya, bahkan kebahagiaan sedang melingkupinya sampai-sampai ia sendiri tidak menyadarinya. ” Terkadang kita tidak sadar bahwa apa yang kita miliki saat ini sudah cukup membuat kita bahagia. Apa sih yang kita cari di kehidupan ini? Hidup adalah pilihan. Jangan juga pernah mengira bahwa orang lain lebih bahagia dari kita.. Karena apa yang kita lihat dari orang lain itu hanya luarnya saja.. Dalamnya? Tidak ada yg tahu. Tapi kita seharusnya lebih tahu apa yang ada pada kita dan yang disekitar kita.

Read Comments

Kekuatan Pikiran

Suatu ketika di Negara Eropa, seorang kriminal buronan negara berhasil tertangkap. Sang kriminal adalah buronan kelas kakap yang telah melakukan banyak sekali kejahatan, perampokan, pembunuhan, terorisme dan tidaklah terhitung daftarnya.
Pengadilan Negara menjatuhkan
vonis hukuman mati kepadanya dan mereka mulai mendiskusikan hukuman apa yang akan mereka berikan kepada sang kriminal. Mereka memilih beberapa alternatif, diantaranya hukuman gantung, hukuman tembak, kursi listrik, ruang beracun, dll.
Pada saat diskusi tersebut berlangsung, seorang ilmuwan mencadangkan suatu metode baru sebagai percobaan untuk memberi vonis hukuman mati, suatu metode yang tidak pernah dilakukan sebelumnya. Mereka pun mendengarkan ide tersebut dan akhirnya mereka pun menyetujui ide tersebut dan membiarkan sang ilmuwan melakukan riset terhadapnya.

Sang kriminal dimasukkan kedalam suatu ruangan dan dibaringkan dengan tubuh terikat. Matanya ditutup dan dibisikkan ”Kamu akan segera dihukum mati! dengan metode terbaru maka urat nadi di pergelanganmu akan kami potong dan darahmu akan segera menetes. Kamu tidak akan merasa sakit karena teknologi yang kami gunakan sangat canggih.
Darahmu akan menetes perlahan-lahan dan akan membiarkan dirimu mendengar suara tetesannya. Secara perlahan kamu akan kehabisan darah dan tubuhmu akan melemah, detak jantungmu semakin perlahan.. semakin lemah.. sampai akhirnya kamu akan mati !”
Mereka pun kemudian eksekusi, sang kriminal mulai merasakan potongan di pergelangan tangan kanannya, segera ia merasakan aliran darahnya menetes.. tes..tes… suara tetesan tersebut membuatnya tahu bahwa dia semakin kehilangan darah.. dan tubuhnya semakin lemah.. sampai jantungnya berdetak semakin perlahan.. dan tragisnya diapun mati.
Ironisnya… walaupun sang kriminal tersebut mati. Dia tidak sempat menyadari bahwa percobaan yang dilakukan terhadapnya bukanlah teknologi canggih untuk memotong pergelangannya. Tetapi.. yang mereka lakukan hanyalah.. mengambil sepotong es dingin yang tajam.. kemudian digunakannya potongan tersebut melewati pergelangannya yang sesungguhnya tidak memotongapapun!
Sang kriminal, yang dibuat percaya bahwa pergelangannya telah dipotong, mengikuti semua sugesti palsu yang dikatakan oleh sang ilmuwan. Walaupun yang dikatakan palsu, tetapi sugesti tersebut menjadi ‘kenyataan’ karena sang kriminal memang mempercayainya!
Apa inti cerita diatas?? Dalam otak kita, ada sesuatu yang dinamakan alam bawah sadar, dan apapun yang kita berikan kedalamnya, akan menjadi kenyataan! Tubuh kita akan mempercayai informasi apapun, walaupun itu palsu! Jika kita mempercayainya, maka tubuh kita akan bereaksi seolah-olah itu adalah kenyataan. Sama juga dengan kehidupan, Jika Anda menonton TV yang membentuk pikiran Anda dengan hal-hal yang tidak berguna setiap harinya.. maka diri andapun menjadi pribadi yang tidak berguna.
Karena itu, jika Anda menginginkan hal yang terbaik segera isilah pikiran Anda dengan hal-hal positif.. Jika ingin kaya.. isilah otak Anda dengan kekayaan.. Jika ingin sukses, isilah pikiran Anda dengan kesuksesan.
Statistik menyatakan 90% dari orang di sekitar Anda adalah Negatif! Apakah Anda salah satunya?? Jika ya, maka segera keluarlah dari zona nyaman Anda serta isilah segera diri Anda dengan ide-ide dan kepercayaan dari 10% orang yang kaya dan sukses!!! Kebanyakan orang berpikir bahwa ‘Orang Kaya’ itu berbeda, mereka lebih pintar, mereka lebih beruntung, atau lebihberpendidikan daripada kita.
Sesungguhnya ‘Orang Kaya’ berbeda karena mereka berpikir dengan cara yang berbeda!!! Jika Anda ingin menjadi seperti mereka, maka Anda harus belajar kepercayaan- kepercayaan dan pola pikir mereka tentang uang. Jika Anda ingin kaya, buang semua kepercayaan lama, ubah mindset negatif Anda tentang uang, ubah kepercayaan Anda tentang uang, maka Anda akan segera berhenti mengejar uang, dan yang terjadi malah sebaliknya Uang yang akan mengejar Anda!!!
Untuk mengubah keadaan di sekitar Anda, semua harus dimulai dari dalam pikiran Anda dan dari kepercayaan Anda..

Read Comments

Kisah Keledai

Suatu hari keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur. Hewan itu menangis memilukan selama berjam-jam sementara si petani memikirkan apa yang harus dilakukannya.
Akhirnya si petani memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun – ditutup karena berbahaya), jadi tidak berguna untuk menolong si keledai.
Dan ia mengajak tetangga-tetangganya untuk datang membantunya. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur.
Ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia menangis penuh kengerian.

Tetapi kemudian semua orang takjub karena si keledai menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah lagi dituangkan ke dalam sumur. Si petani melihat ke dalam sumur dan tercengang karena apa yang dilihatnya. Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan.Ia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu.
Sementara si petani dan tetangga-tetangganya terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu, si keledai terus juga mengguncangkan badannya dan melangkah naik.
Segera saja semua orang terpesona ketika si keledai meloncati tepi sumur dan melarikan diri.
Mungkin kehidupan ini terus saja menuangkan tanah dan kotoran kepadamu, segala macam tanah dan kotoran. Cara untuk keluar dari “sumur” (kesedihan, masalah, dll) adalah dengan mengguncangkan segala tanah dan kotoran dari diri kita (pikiran dan hati kita) dan melangkah naik dari “sumur” dengan menggunakan hal-hal tersebut sebagai pijakan. Setiap masalah/ujian bukanlah beban, tapi jadikanlah satu batu pijakan untuk melangkah dan melompat ke level yang lebih tinggi.
Percayalah, kita dapat keluar dari “sumur” yang terdalam dengan terus berjuang, jangan pernah menyerah.

Read Comments

Membagi Waktu

  • "Mama, kapan kita mau berenang?" rengek seorang anak yang sudah bosan di rumah karena sekolah libur panjang. "Nanti saja, sayang, kalau Papa libur," jawab ibunya yang sedang sibuk memasak. "Yah, tunggu Papa, sama juga tidak jadi pergi, Papa kan selalu lembur," sahut anak itu dengan kesal. Waktu, 24 jam sehari, 8760 jam setahun, tetapi kita selalu mengeluh "Tidak punya waktu." Ke mana larinya sang waktu? Kita harus mengatur waktu kita dengan bijaksana karena sekali berlalu, waktu tidak akan pernah kembali lagi. Apa yang harus kita lakukan? Di bawah ini ada beberapa saran untuk mengatur dan mengendalikan waktu Anda.
  • Prioritas

    Apa pun yang terjadi, tanpa prioritas kehidupan kita akan kalang kabut. Apa yang penting dalam hidup Anda, itulah yang harus Anda utamakan. Kita tidak mungkin memiliki waktu untuk segala hal, karena itu dahulukanlah hal-hal yang utama. Kalau perlu buatlah daftar prioritas Anda, hal ini akan membantu meluruskan benang kusut di benak Anda yang terbentuk karena bingung memilih mana dulu yang harus dikerjakan. Tidak peduli apakah Anda masih lajang, seorang pelajar atau sudah berumah tangga dan mempunyai anak. Anda harus mengatur prioritas dan membagi waktu sesuai dengan kepentingan Anda.
  • Batas

    Segala sesuatu ada batasnya. Seperti pantai yang membatasi laut dan tebing yang membatasi sungai, bila Anda tidak menentukan batas-batasnya, hidup Anda akan berantakan dibanjiri masalah. Misalnya Anda suka nonton teve, begitu banyak acara yang Anda sukai, tetapi kalau Anda menonton semua itu, Anda tidak akan punya waktu untuk hal-hal lain. Makan malam akan terbengkelai, suami pulang kerja cape-cape tidak ada makanan tersedia di meja. Anak-anak masih bermain dengan baju sekolah yang kotor padahal hari sudah menjelang malam. Karena itu batasilah waktu Anda menonton teve, mungkin satu jam dalam sehari. Ketika anak-anak pergi sekolah dan suami berangkat kerja, Anda dapat mengerjakan tugas-tugas rumah tangga seperti mencuci dan menyetrika baju, membersihkan rumah, memasak dan lain-lain. Menjelang mereka pulang luangkanlah waktu untuk menikmati acara teve kegemaran Anda. Dengan demikian Anda dapat menyambut mereka dengan perasaan yang senang, bebas dari kelelahan karena Anda sempat bersantai.
  • Buatlah daftar

    Ini penting untuk menjadwalkan apa saja yang harus Anda kerjakan hari itu di samping mengatur tugas untuk seminggu. Misalnya Anda berbelanja kebutuhan rumah tangga di hari Senin, membersihkan rumah di hari Selasa, membereskan kebun di hari Rabu, mencuci di hari Kamis, menyetrika di hari Jumat, dan menikmati hari Sabtu dan Minggu bersama keluarga. Catatlah hal-hal yang perlu Anda kerjakan hari itu. Misalnya pagi hari ke pasar membeli sayur, mampir ke kantor pos atau ke bank untuk membayar tagihan, sampai di rumah mencuci baju, memasak dan menonton teve.
  • Libatkan keluarga

    Di petang hari kerjakan hal-hal bersama keluarga. Ajarkan anak-anak mencuci piring mereka sendiri sesudah makan. Mintalah bantuan pasangan Anda untuk memandikan anak-anak yang masih kecil atau memasukkan sisa makanan ke kulkas.
  • Tambahkan 10 menit

    Pada saat Anda mempunyai janji ke dokter atau pergi ke bandara tambahkan 10 menit dari jam di mana Anda harus berangkat. Misalnya pesawat Anda terbang jam 4 sore dan Anda harus ada di bandara satu jam sebelumnya sedangkan perjalanan dari rumah ke bandara memerlukan waktu satu jam. Katakan kepada diri Anda bahwa Anda harus siap jam 1:50. Anda mempunyai waktu 10 menit untuk memeriksa secara mental segala sesuatu yang Anda perlu bawa seperti paspor, obat-obatan dan hal-hal penting lainnya.

Read Comments

Sepenuhnya Tentang Yesus

"Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi."  Mazmur 73:25

Mengapa penyembahan sepenuhnya tentang Yesus?  Karena Dia telah menyelamatkan dan menebus dosa kita.  "Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu
darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat."  (1 Petrus 1:18-19).  Kita dapat menyembah Tuhan dengan sungguh hanya bila kita menyadari kebesaran-Nya, kebaikan-Nya dan segala hal yang telah dikerjakan-Nya bagi kita.  Dengan demikian penyembahan merupakan suatu tanggapan dari hati yang mengungkapkan sukacita, ucapan syukur dan kerinduan bersekutu dengan Tuhan.  Karena itu ijinkan Ia menjadi Raja atas hidup kita, berotoritas penuh memerintah dan bertahta di hati kita.

     Bagaimana seharusnya kita menyembah?  "Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran;"  (Yohanes 4:22-23).  Tuhan itu Roh, karena itu kita harus menyembah Dia dalam roh dan kebenaran, bukan dalam daging dan dalam keadaan tidak benar.  Menyembah dalam roh artinya menghampiri Tuhan dengan hati yang sungguh dan roh yang benar-benar diarahkan dan kendalikan Roh Kudus;  dan karena Tuhan adalah kebenaran, maka mutlak bagi kita yang menyembah-Nya benar-benar diarahkan dan dikendalikan Roh Kudus;  dan karena Tuhan adalah kebenaran, maka mutlak bagi kita yang menyembah-Nya benar-benar dalam posisi hidup benar dan berkenan kepada Tuhan.

     Ketika bangsa Israel berada dalam perbudakan di Mesir Tuhan mengutus Musa membawa mereka ke luar dari Mesir, sebab Tuhan ingin umat-Nya itu beribadah dan menyembah kepada-Nya secara bebas.  Tuhan pun menginginkan kita menyembah Dia dengan kebebasan dan kemerdekaan, tidak dalam keadaan terbelenggu dosa.  Melalui karya-Nya di kayu salib Ia sudah melepaskan dan memerdekakan kita dari dosa dan Iblis.

Kita harus menyembah Tuhan dalam roh dan kebenaran karena Dia telah membebaskan kita dari dosa.
Read Comments

Beritahu Bila Anda Hamil Dengan Suami


  • Barangkali Anda tidak merahasiakan kepada suami Anda bahwa Anda ingin hamil, maka ketika saat tiba untuk memberitahukan berita baik kepada suami Anda, Anda ingin membuatnya istimewa. Beberapa orang suka membicarakannya langsung, sementara yang lain suka membuat kejutan. Ada berbagai cara untuk membagikan kegembiraan, di bawah ini adalah beberapa di antaranya:
  • Katakan secara langsung

    Saya ingat hari ketika saya mengetahui bahwa saya hamil, seperti baru saja kemarin. Saat itu kira-kira jam tujuh pagi hari di Tahun Baru, saya bangun dan tidak dapat tidur lagi, maka saya memutuskan, mengapa tidak. Saya pergi dan memeriksa dan memastikan bahwa ada dua garis merah muda. Saya bahkan tidak tahu apa yang saya lakukan, setelah menunggu lama, saya akhirnya akan menjadi seorang ibu. Saya berteriak, dan berlari dan melompat ke atas kasur. Saya memperlihatkan tes itu di depan hidung suami saya dan dia berusaha keras untuk mengetahui apa yang sedang terjadi. Saya masih ingat kebahagiaan di wajahnya saat dibangunkan di pagi hari Tahun Baru dan diberitahu bahwa dia akan menjadi seorang ayah.
  • Persiapkan makanan istimewa

    Satu cara menyenangkan untuk memberitahu suami Anda bahwa Anda hamil adalah mempersiapkan “makanan bayi” untuknya. Anda dapat memasak wortel kecil, dan makanan sesuai ukuran bayi. Sangat menyenangkan untuk memberitahukan “rahasia” saat makan malam.
  • Berikan suami Anda hadiah seorang ayah

    Ide cemerlang adalah untuk membeli baju bayi dengan warna netral yang bertuliskan “Saya mengasihi ayah.” Ketika dia membuka hadiah tersebut tidak akan ada kesalahpahaman tentang apa yang Anda coba katakan kepadanya.
  • Buatlah sebagai sebuah permainan

    Ciptakan teka-teki silang atau permainan berburu harta karun. Buatlah teka-teki silang dengan kata-kata yang berhubungan dengan bayi (seperti menyusui, dot, selimut, popok, dsb). Permainan berburu harta karun dapat menuntun suami Anda ke dalam ruangan yang telah Anda atur untuk ruangan bayi, atau ke tempat hadiah seorang ayah.
  • Tatalah rumah sehingga siap menyambut bayi

    Tatalah rumah sesuai untuk kebutuhan bayi ketika suami Anda sedang bekerja (hal ini harus dilakukan), ketika suami Anda pulang ke rumah dia pasti akan bertanya mengapa semua telah dibuat aman bagi bayi, dan ini adalah waktu yang tepat untuk mengatakan kepada suami Anda berita yang menggembirakan.
    Apa pun cara yang Anda pilih untuk mengatakan kepada suami Anda bahwa Anda hamil, pastikan untuk mencatatnya dan bahkan ambil fotonya jadi Anda dapat menyimpannya di dalam buku pertama bayi Anda. Ini adalah waktu yang menggembirakan yang tidak akan pernah Anda lupakan, dan suatu hari Anda dapat membagikannya dengan anak Anda.
Read Comments

Haruskah Menjadi Nomor Satu

Dalam masyarakat kita berkembang budaya bahwa nomor satu adalah prestasi tertinggi. Terutama dalam dunia pendidikan. Anak-anak dituntut untuk menjadi juara satu di sekolahnya. Para orang tua berlomba -lomba untuk memasukkan anaknya ke lembaga bantuan belajar yang bergengsi agar anaknya bisa mendapatkan ranking satu.
Bahkan dalam pergaulan pun sudah tertanam dalam pikiran anak-anak bahwa menjadi nomor satu itu adalah tingkatan yang terbaik.
Efeknya adalah berkembangnya budaya yang sukar menerima kekalahan. Karena dogma yang sudah tertanam dalam pikiran bahwa menjadi nomor dua tidaklah bisa diterima. Anak-anak sejak kecil dididik, diajarkan, didorong untuk menjadi nomor satu, menjadi juara satu. Bahkan banyak orang tua yang menghalalkan segala cara agar anak-anak mereka menjadi juara satu. Para orang tua terbiasa untuk merayakan juara satu tapi tidak pernah memberi perayaan untuk si juara dua apalagi tiga dan seterusnya. Tidak heran di masyarakat kita sekarang berkembang budaya menghalalkan segala cara untuk mendapatkan sesuatu.
Tidak ada yang salah mengajarkan anak untuk memiliki sifat kompetitif. Sifat kompetitif yang baik akan memacu seorang anak untuk maju dan berkembang. Akan tetapi jika berlebihan dan tidak diterapkan dengan bijaksana sifat kompetitif itu justru akan memberi tekanan pada si anak. Dan kalau itu diterima oleh anak yang bermental kuat, maka si anak akan menjadi pribadi keras dan sangat kompetitif, yang susah menerima kekalahan atau susah legowo. Sebaliknya, jika si anak tidak memiliki mental yang kuat, sifat kompetitif yang dipaksakan justru akan menjadikannya terpuruk dan tidak memiliki rasa percaya diri yang baik. Bayangkan jika seorang anak selalu dituntut untuk menjadi unggul dalam segala hal, tidak dilihat apa yang menjadi talentanya atau apa kelebihannya dan lebih parah lagi tanpa pernah dipuji atau dihargai atas usahanya. Alhasil alih-alih menjadi berhasil si anak akan menjadi tertekan atau akan tumbuh menjadi pribadi yang membenarkan segala cara agar dia bisa memenuhi apa yang dituntut dari dirinya. Inilah salah satu pemicu stres pada kaum muda yang membuat budaya bunuh diri semakin berkembang.
Sebenarnya jika kita mau sedikit merubah pandangan kita maka kita bisa menghasilkan generasi yang lebih menghargai kerja keras dan usaha alih-alih mementingkan peringkat atau predikat juara. Jika sedari kecil anak-anak diajarkan untuk memberikan usaha terbaiknya dan dipuji untuk hal itu tanpa peduli hasil akhirnya, maka mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih menghargai proses daripada hasil. Dan itu lebih baik, sungguh. Selain mereka akan menjadi orang yang lebih percaya diri, mereka juga akan menjadi orang yang lebih menghargai orang lain.
Ajarkan putra putri kita untuk menghargai diri mereka sendiri serta kemampuan dan kerja keras yang mereka lakukan. Langkah awalnya adalah memulai dari diri kita untuk menghargai mereka. Pujilah ketika mereka sudah memberikan usaha terbaiknya, lepas dari apakah dia menjadi juara atau tidak. Tanamkan dalam pikirannya bahwa Anda menghargai usaha yang dia berikan bukan hasil akhirnya. Tidak ada yang salah untuk menjadi nomor dua, tiga dan seterusnya sejauh itu adalah usaha terbaiknya.
Hal yang tidak kalah penting adalah selalu mengingat untuk mengenal dengan baik bakat dan kemampuan anak kita. Jangan terburu-buru memutuskan bahwa anak kita kurang pandai hanya karena nilai pelajaran matematikanya tidak mencapai angka 7. Mungkin saja si anak lebih berbakat dalam menyusun kalimat, sehingga nilai mata pelajaran bahasanya selalu mendapat angka 9. Itu pengalaman pribadi saya. Selama saya sekolah saya jarang mendapat nilai baik dalam pelajaran matematika. Apakah saya bodoh? Saya pikir tidak begitu, karena nilai bahasa Indonesia saya tidak pernah kurang dari angka 8. Dan entah mengapa saya sekarang justru menjadi guru les matematika. Mungkin ketika saya sekolah matematika tidak menarik minat saya seperti pelajaran bahasa Indonesia dan itulah mengapa nilainya tidak pernah bagus. Dan terbukti itu bukan karena saya bodoh. Jadi ketika anak kita tidak mendapat nilai bagus dalam satu mata pelajaran, jangan buru-buru memutuskan bahwa dia bodoh. Atau jika ternyata anak kita tidak bagus dalam nilai akademis, coba perhatikan lagi, mungkin dia menonjol dalam seni atau dalam bidang olahraga.
Ingat selalu bahwa setiap anak adalah istimewa. Mereka lahir dengan bakat dan kemampuan yang berbeda. Bahkan dalam satu keluarga pun bisa saja si ayah jago matematika, ibu ahli melukis, dan anak-anaknya pandai tarik suara dan olahraga. Tidak ada yang salah dengan itu. Hindari untuk membandingkan anak yang satu dengan anak yang lain. Pun hindari membandingkan anak kita dengan teman-temannya. Bukan memotivasi jika tidak hati-hati itu justru akan menimbulkan persaingan yang tidak sehat. Akan lebih baik jika alih-alih membandingkan, kita justru terus menyemangati dan mendorongnya untuk memberikan usaha terbaiknya. Dan berikan juga kebebasan dalam mengembangkan bakat dan hobinya. Serta jangan lupa selalu pujilah karena usahanya bukan hasil akhirnya.
Beberapa waktu yang lalu saya belajar langsung dari seorang teman yang anaknya ikut lomba balap karung dalam rangka peringat HUT RI. Si anak tidak juara, bahkan juara harapan pun tidak. Tetapi ketika dia mencapai garis finish, orang tua dan kakak-kakaknya menyambut dan memujinya mengatakan dia hebat karena berhasil mencapai garis finish. Bagi keluarga itu, proses bagaimana si kecil berusaha keras untuk mencapai garis finish lebih berarti daripada embel-embel juara. Saya percaya si anak akan tumbuh menjadi pribadi yang menghargai usaha, yang berusaha memberikan yang terbaik dalam setiap usahanya dan memiliki mental yang kesatria dan legowo dalam menerima kekalahan. Bayangkan jika semua generasi muda dididik dalam pola asuh seperti itu, saya yakin di masa depan kebiasaan untuk menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan, termasuk melakukan korupsi, kolusi, suap, cara-cara kotor lainnya pasti bisa ditekan seminimal mungkin. Dan pastilah jumlah remaja yang terpuruk dalam hal-hal buruk karena tertekan akan semakin berkurang.
Read Comments